VISI MISI

terdepan dalam prestasi

Sabtu, 25 Februari 2012

PENERIMAAN SISWA BARU

Al AL AZHAR ADALAH SEKOLAH YANG TEPAT UNTUK MENDIDIK GENERASI BANGSA YANG BER IPTEK DAN BERIMAN TINGGI.

Senin, 20 Februari 2012

Program Sekolah




Selasa…..21-2-2012
Program  Sekolah Unggulan
Ditulis oleh Zainal Abidin
1. Reformulasi Visi-Misi dan Tujuan Kelembagaan
SETIAP madrasah dan sekolah Islam unggulan memiliki visi-misi dan tujuan yang berjangkaun luas. Hadirnya pendidikan madrasah dan sekolah Islam unggulan adalah untuk mewujudkan sistem pendidikan yang berkualitas dan memberi kontribusi pada perbaikan kualitas SDM Indonesia yang lebih mumpuni.
Umat Islam pada umumnya merindukan sebuah lembaga pendidikan Islam yang unggul dan berprestasi. Menurut Azumardi Azra, bahwa tujuan munculnya madrasah atau sekolah Islam unggulan merupakan proses “santrinisai” masyarakat muslim Indonesia. Proses santrinisasi itu dapat digambarkan melalui dua cara. Pertama, siswa pada umumnya telah mengalami “islamisasi” namun perlu mendapat perhatian dan penekanan lebih mendalam lagi, selain mempelajari ilmu-ilmu umum secara berkualitas. Mereka dibimbing lebih intensif bagaimana membaca al-Qur’an secara fasih, melaksanakan shalat dengan tepat dan benar, hingga memahami nilai-nilai ajaran substansial dalam Islam.
Kedua, ketika para siswa belajar di madrasah dan sekolah Islam unggulan itu pulang ke rumah, mereka dapat mengajarkan kepada keluarga dan lingkungan sekitarnya. Paling tidak, para siswa memiliki rasa tanggungjawab kepada orangtua dan keluarganya untuk mendakwahkan misi dan tujuan Islam yang mulia itu.
Untuk menjadikan madrasah dan sekolah Islam itu benar-benar unggul, perlu sebuah formulasi konsep, visi-misi dan tujuan yang hendak dicapai oleh lembaga itu. Sekolah Islam/madrasah unggulan bukan sekadar slogan dan nama, melainkan mengemban amanah yang mulia untuk melahirkan lulusan yang mutunya baik. Visi-misi dan tujuan itu kemudian dijadikan sebagai acuan dan nilai-nilai bagi para pimpinan, guru dan karyawan serta para siswa untuk mendasari setiap aktivitas dan kegiatan pembelajarannya.
Melalui visi-misi dan tujuan itu, maka madrasah dan sekolah Islam unggulan akan dapat memetakan rencana strategis dan serangkaian program yang relevan dan signifikan. Misalnya apakah sistem madrasah dan sekolah Islam itu diformat dengan sistem perpaduan antara pesantren dengan pendidikan madrasah/sekolah, atau menentukan program full day school sebagai langkah dan upaya untuk mencapai kualitas pembelajaran yang diinginkannya.
Penyusunan visi-misi dan tujuan kelembagaan membutuhkan kerja kolektif antara pimpinan, para guru dan warga sekolah/madrasah. Sebab, rumusan itu harus dapat diterima oleh semua pihak dan dapat dijalankan siapa saja yang berada di lingkungan institusi tersebut.


2. Analisis Kebutuhan Sistem Akademik dan kelembagaan
Madrasah dan sekolah Islam unggulan membutuhkan perencanaan yang holistik dan padu. Misalnya analisis tentang pengembangan sumberdaya, sarana dan prasarana, manajemen kesiswaan, peningkatan manajerial kepala madrasah/sekolah dan pengembangan kurikulum.
Keunggulan madrasah dan sekolah Islam bisa dilihat dalam dalam beberapa ciri pokok yaitu: (1) kepemimpinan dan manajemen yang kuat (2) kualitas sumberdaya yang unggul (3) input siswa berkualitas (4) sarana dan prasarana yang mendukung, termasuk sistem asrama jika dimungkinkan (5) kurikulum yang berkembang secara adaptif, termasuk ekstrakurikuler (6) kerjasama kelembagaan dan dukungan masyarakat luas.
Pada aspek kepemimpinan dan manajemen, kepemimpinan madrasah dan sekolah Islam unggulan dipacu dengan peningkatan kualitas kepribadian, peningkatan kemampuan manajerial dan pengetahuan konsep-konsep pendidikan kontemporer yang dilakukan melalui pendidikan short-course, orientasi program, yang dilaksanakan secara simultan dan kontinyu.
Peningkatan kualitas sumberdaya dimulai dengan peningkatan kualitas guru bidang studi dengan memberikan kesempatan belajar kejenjang pendidikan S-2/S-3 di dalam dan luar negeri dan short-course sesuai dengan kebutuhan. Peningkatan kualitas tenaga kependidikan seperti tenaga ahli perpustakaan, laborat dan administrasi juga merupakan fokus garapan dalam peningkatan kualitas madrasah/sekolah unggulan. Program-program yang dikembangkan juga beragam. Dan yang unik, peningkatan kualitas sumberdaya manusia juga melibatkan komite madrasah/sekolah, pengawas pendidikan, pengurus Kelompok Kerja Guru (KKG) baik ditingkat kecamatan, maupun kota/kabupaten.
Peningkatan mutu sarana dan prasarana pendidikan difokuskan untuk pengadaan peralatan dan ruangan Laboratorium terpadu, Lab Fisika, Biologi, Bahasa dipadukan dengan Lab. Komputer. Dengan adanya Lab terpadu ini, madrasah dan sekolah Islam unggulan dimungkinkan dapat melakukan pembelajaran mandiri, sebab sudah dilengkapi dengan modul-modul yang memacu pembelajaran aktif (active learning) dan pembelajaran berbasis kompetensi. Selain itu fasilitas penunjang lain seperti masjid dan pesantren dapat difungsikan untuk memacu soft skill bagi para guru dan siswa.
Kurikulum madrasah dan sekolah Islam juga digarap sedemikian rupa untuk memacu keunggulan dalam aspek muatan lokal, ketrampilan-ketrampilan vokasional, dan ekstra kurikuler. Dalam pengembangan muatan lokal di madrasah model dimungkinkan penambahan jam belajar diluar jam sekolah/madrasah, sehingga siswa berada lebih lama di lingkungan sekolah/madrasah. Muatan lokal bisa berbentuk ciri khas keunggulan daerah seperti kesenian, budaya, bahasa, ketrampilan khusus, sesuai dengan kebutuhan.
Ketrampilan vokasional merupakan ketrampilan yang dibutuhkan untuk memperoleh kahlian khusus di bidang-bidang pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus, seperti pertanian, perbengkelan, tata-busana, tata-boga, dan lain-lain. Sedangkan kegiatan ekstra adalah kegiatan pendukung yang memungkinkan siswa untuk meningkatkan minat dan bakat, misalnya seni, pramuka, palang-merah, pecinta-alam, organisasi siswa, koperasi pelajar, musik, drumband, komputer, dan lain sebagainya.
Kerjasama kelembagaan dan menggerakkan dukungan msyarakat merupakan keunggulan madrasah dan sekolah Islam yang memang sudah menjadi ciri khas, sebab pada dasarnya madrasah dan sekolah Islam merupakan community based education. Ketersediaan pendanaan sektor pendidikan madrasah yang terbatas dan sustainabilitas program pengembangan madrasah mutlak membutuhkan dukungan masyarakat dan kerjasama dengan instansi-instansi pemerintah maupun swasta. Hal ini sudah dirintis sejak program perintisan madrasah model, unggulan dan terpadu, seagai sebuah exit strategy yang diterapkan dengan melibatkan masyarakat dan pemrintah terkait dalam perencanaan program dan evaluasi.

3. Memahami Konteks Geografis dan Budaya
Dewasa ini kecenderungan madrasah dan sekolah Islam unggulan dapat tumbuh dan menjamur di mana-mana. Pada dekade 90-an, sekolah Islam unggulan semacam itu hanya dapat tumbuh di sejumlah kota, seperti Jakarta, Surabaya, Cirebon, Semarang dan beberapa kota lainnya. Kini sekolah Islam unggulan itu tidak selalu identik dengan budaya kota, tetapi telah merambah ke desa-desa.
Ada kelebihan dan keunggulan yang tampak dimiliki oleh madrasah dan sekolah Islam unggulan bila posisinya berada di wilayah desa, bila dibanding dengan berada di kota-kota besar. Kelebihan itu adalah tingkat atmosfir dan dialektika pergaulan sehari-hari para siswa masih alami dan natural, dibanding dengan wilayah kota, yang telah terkontaminasi oleh kultur/budaya asing, bahasa, dan pergaulan yang bebas.
Dalam lingkup konteks Jombang misalnya, sekolah Islam unggulan itu justru berada di wilayah pinggiran kota. Misalnya Al-Azhar  yang letaknya di pinggiran kota, saat ini menjadi salah satu sekolah Islam unggulan yang cukup mendapat animo dan minat di hati masyarakat, tidak saja dari warga Jombnng Raya, tetapi juga dari luar wilayah Jombang. Nuansa lokal itu akan lebih memberikan iklim dan budaya belajar lebih baik, karena jauh dari keramaian pusat perbelanjaan, tempat pertunjukan dan permainan, serta godaan lainnya. Apalagi sistem pendidikannya dipadu dengan model pesantren, mereka harus tinggal di dalam asrama hingga tamat belajar.

 


 
       






Manajemen Pengembangan Kurikulum


  • 1. PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Disampaikan: Oleh: Dr. Tita Lestari, M.Pd., M.Si. Nopember 2006 1
  • 2. SISTEM MANAJEMEN SEKOLAH MASUKAN INSTRUMENTAL IQ, EQ, SQ Kuriulum Sarana/prasarana Guru & Staf Kognitif Afektif Psikomotor Organisasi Hubungan Personal Keuangan Melanjutkan Pendidikan PROSES HASIL Manajemen Sekolah MASUKAN KELUARAN MENTAH (Siswa) Bekerja Dukungan Pemerintah 2 Dukungan Orangtua Dukungan Masyarakat
  • 3. Apa itu Sekolah Unggul (Ada tiga komponen) Sekolah yang mampu memberikan layanan optimal kepada seluruh anak dgn berbagai perbedaan bakat, minat kebutuhan belajar Mampu meningkatkan secara signifikan kapabilitas yang dimiliki anak didik menjadi aktualisasi diri yang memberikan kebanggaan Mampu membangun karakter kepribadian yang kuat, kokoh dan mantap dalam diri siswa 3
  • 4. • Sekolah saat ini (bukan sekolah Unggul) • Sekolah yang Ideal (Sekolah Unggul) • 1. Dimensi kognitif (hanya menghafal) • Dimensi kognitif (menguasai pengetahuan dan bidang • 2. Dimensi ketrampilan (mekanistik) studi). • 3. Dimensi nilai tidak terurus dan • Dimensi ketrampilan: a.l. tidak mendalam ketrampilan untuk melakukan • 4. Dimensi hubungan (ranah pekerjaan, • pemecahan masalah, berfikir interaktif) tidak tergarap. kreatif, dll. • Dimensi nilai: a.l. sikap terhadap diri, terhadap orang lain, terhadap • lingkungan, dan kepada Maha Pencipta. • Dimensi hubungan: hubungan yang dibangun oleh luaran pendidikan PP. 19 • (outcome) terutama dunia kerja dan masyarakat. 4
  • 5. Model Pengembangan Sekolah Uggul 1. Input-ouput approach: bahwa luaran pendidikan unggul dapat diperoleh melalui masukan (input) yang Sasaran unggul (Seeley 1988) Sistem Sekolah Unggulan: Siswa yang berhasilnya tinggi dikelompokkan ke dalam kelas atau sekolah tertentu Sejauh mana keluaran sekolah memiliki kapabilitas dalam intelektual, Kelemahannya : - Terlalu esklusif ketrampilan, dan moral yang berguna - Tidak memperhatikan siswa bukan unggulan untuk masyarakat dan diri sendiri 2. Proses output approach: struktur persekolahan, lingkungan dan proses menentukan mutu luaran (Walsk 1990) Memperhatikan siswa unggulan dan tidak unggul Kedua model ini sebaiknya dikombinasikan, dengan memperhatikan standarisasi minimal (minimun requirement) anak didik yang akan diterima dengan kualifikasi/kemampuan guru, kurikulum dan pembelajaran, sarana dan prasarana yang memadai, managemen/organisasi sekolah, 5
  • 6. Siklus Kurikulum Perencanaan Pengembangan Policy Penilaian Implementasi 6
  • 7. Curriculum Engineering 1. Merumuskan tujuan yang hendak dicapai. 2. Mengorganisasikan bahan belajar untuk mencapai tujuan. 3. Memilih cara untuk memudahkan terjadinya belajar. 4. Menetapkan cara untuk menilai keberhasilan belajar. 7
  • 8. Hubungan antara Kurikulum dan Pembelajaran Rancangan Pelaksanaan dan belajar- pengaturan mengajar dan belajar- penilaian hasil mengajar belajar (dua sisi koin uang logam) 8
  • 9. Pembelajaran sebagai sistem Sistem: kesatuan komponen yang terarah pada pencapaian tujuan Sistem pembelajaran Tujuan Isi/materi Evaluasi pembelajaran Proses pembelajaran 9
  • 10. KOMPONEN-KOMPONEN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF TUJUAN PEMBELAJARAN PENGELOLAAN TINDAK KELAS LANJUT MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF STRATEGI EVALUASI PEMBELAJARAN MEDIA DAN SUMBER 10
  • 11. Konstelasi Pengembangan Kurikulum Kebutuhan Anak Aspirasi Masyarakat Ilmu Pengetahuan Filosofis Psikologis Sosiologis Tujuan Pendidikan KURIKULUM 11
  • 12. Komponen KTSP Mengacu Pada: • Standar Isi (Permen 22) • Standar Kompetensi Lulusan(Permen 23) • Pedoman Pelaksanaan Permen 22 dan 23( Permen 24) • Panduan KTSP • Model Tubuh Kurikulum (Model Format KTSP) 12
  • 13. Perencanaan Kurikulum 1. Menganalisis kebutuhan 2. Merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis 3. Menentukan disain kurikulum 4. Membuat rencana induk (master plan): pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian 13
  • 14. Pengembangan Kurikulum 1. Perumusan rasional atau dasar pemikiran I 2. Perumusan visi, misi, dan tujuan 3. Penentuan struktur dan isi program 4. Pemilihan dan pengorganisasian materi 5. Pengorganisasian kegiatan pembelajaran II 6. Pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar 7. Penentuan cara mengukur hasil belajar 14
  • 15. Struktur Pengetahuan Generalisasi Meningkatkan Meningkatkan kekhususan keumuman Konsep Fakta 15
  • 16. Pelaksanaan Kurikulum 1. Penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) 2. Penjabaran materi (kedalaman dan keluasan) 3. Penentuan strategi dan metode pembelajaran 4. Penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran 5. Penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar 6. Setting lingkungan pembelajaran 16
  • 17. Penilaian Kurikulum 1. Kekuatan dan kelemahan 2. Formatif dan sumatif 3. Konteks, input, proses, produk (CIPP) 4. Kontingensi – kongruens 5. Diskrepansi 17
  • 18. MODEL CIPP (CONTEXT, INPUT, PROCESS, PRODUCT): Daniel Stufflebeam Evaluasi konteks: berfokus pada pendekatan sistem dantujuan, kondisi aktual, masalah- masalah dan peluang. Evaluasi Input: berfokus pada kemampuan sistem, strategi pencapaian tujuan, implementasi design dan cost benefit dari rancangan. Evaluasi proses memiliki fokus yaitu pada penyediaan informasi untuk pembuatan keputusan dalam melaksanakan program. Wvaluasi produk berfokus pada mengukur pencapaian proses dan pada akhir program (identik dgn evaluasi sumatif) 18
  • 19. Strategic Planing: ORBEX 19
  • 20. KERANGKA DASAR PENYUSUNAN KTSP MELALUI ACTION PLAN SEKOLAH Dimana kta - Analisis lingkungan Profil Sekolah eksternal Isu-isu strategis sekarang ? Kebijakan - Analisis lingkungan Pendidikan internal Profil sekolah yang diharapkan Kemana kita - Visi, Misi, Tujuan, akan pergi ? Sasaran, Kebijakan, dan Program Strategi Bagaimana pelaksanaan caranya Formulasi Strategi Alokasi Sumberdaya mencapai Pelaksanaan kesana ? Evaluasi & Kontrol Pengumpulan & Saran/ Pemaparan Evaluasi Apakah kita Rekomendasi Data sampai disana? 20
  • 21. 8 langkah dalam melakukan penyusunan perencanaan Strategi Sekolah 1. Renungkan misi; Apa saja yang menjadi tujuan dasar yang melatarbelakangi pendirian organisasi? Misi menguraikan maksud keberadaan usaha. Demi kepentingan siapa, kehadiran organisasi di lapangan. 2. Lengkapi data position audit; Apa yang sudah kita lakukan di masa lalu? Berada di mana organisasi ini sekarang? Cara-cara apa saja yang digunakan untuk mencapai tujuan? 3. Lakukan environmental scanning; Peluang seperti apa yang ada? Ancaman seperti apa yang sedang dihadapi? Bagaimana dengan peluang dan ancaman di masa yang akan datang? 21
  • 22. 4. Lakukan organizational diagnosis; Apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan kita bila dibandingkan dengan negara lain? Apa saja faktor kunci keberhasilan dalam menjalankan organisasi ini? Apa yang menjadi tantangan dan hambatan yang dapat kita hadapi dalam mencapai tujuan yang kita inginkan? Apa saja ukuran kunci kinerja untuk mengukur keberhasilan kita dalam mengelola organsiasi ini? 5. Renungkan visi; Kondisi apa saja yang ingin diwujudkan di masa yang akan datang? Bila diukur, ukuran kinerja kunci yang sudah ditetapkan pada tahap sebelumnya menunjukkan nilai berapa saja? Secara bertahap, repelita demi repelita, tonggak- tonggak apa yang dapat mengukur kemajuan upaya organisasi mendekatkan ke kondisi yang diinginkan tersebut? 22
  • 23. 6. Lengkapi renstra jangka panjang; Dalam rangka mendekatkan kondisi usaha ke arah yang telah ditetapkan sebelumnya, perubahan apa saja yang perlu diterapkan dalam renstra yang pertama? Perubahan apa yang akan diusahakan? 7. Rumuskan renstra sekolah jangka menengah; Langkah-langkah besar apa saja yang dituntut dalam situasi yang sedang ditelaah, renop demi renop, program, kegiatan, organisasi, dan SDM? Teknologi apa yang akan diusahakan? 8. Rumuskan kegiatan dan program tahunan; Secara rinci, langkah-langkah apa saja yang dituntut untuk dilaksanakan dari tahun ke tahun, di program, kegiatan, organisasi, dan manusia? Khusus untuk tahun pertama, langkah tindakan apa saja yang dibutuhkan? Prioritasnya? Nilai investasinya? Keuntungan apa saja yang dapat membenarkan investasi tersebut? Kapan dapat memastikan bahwa pelaksanaannya berjalan sesuai harapan? 23
  • 24. Visi Sekolah Gambaran sekolah yang dicita-citakan di masa depan – Sebagai imajinasi moral untuk menumbuhkan inspirasi, semangat, dan komitmen warga sekolah – Dalam koridor pembangunan pendidikan nasional – Realistik sesuai harapan masyarakat 24
  • 25. Contoh Visi Sekolah Menuju sekolah yang unggul dan berprestasi berdasarkan iman dan taqwa Indikator: – Unggul dalam peningkatan skor (GSA) UAN – Juara dalam berbagai lomba KIR – Berprestasi dalam lomba pidato bahasa Inggris – Berprestasi dalam berbagai lomba olahraga dan kesenian – Unggul dalam kegiatan keagamaan 25
  • 26. Misi Sekolah Tindakan untuk mewujudkan visi sekolah – Bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan visi – Rumusan tindakan sebagai arahan untuk mewujudkan visi 26
  • 27. Contoh Misi Sekolah • Melaksanakan pembelajaran yang efektif bagi semua guru dan siswa • Menumbuhkan semangat keunggulan warga sekolah dalam berkarya • Mendorong siswa mengenali potensi dirinya untuk meningkatkan motivasi berprestasi • Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut 27
  • 28. Tujuan Sekolah • Tahapan atau langkah untuk mewujudkan visi dalam jangka waktu tertentu (3 th) Contoh: Pada tahun 2009 sekolah memiliki: • Rata-rata peningkatan Scor (GSA) + 1,50 • Kel KIR menjadi finalis tingkat provinsi • 20% siswa mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris dengan baik • Tim Kesenian yang dapat tampil dalam acara setingkat kabupaten/kota • 80% siswa mampu melaksanakan ibadah dengan benar sesuai dengan ajaran agama yang dianut. 28
  • 29. MUATAN LOKAL • Berisi tentang program muatan lokal yang diselenggarakan oleh sekolah • Memnacakup: Jenis, Mekanisme Pemilihan, Jadwal Penyelenggaraan dll • Dalam pengembangan programnya memperhatikan hal-hal sbb: • Jenis Mulok disesuaikan dengan cirri khas/potensi/ keunggulan daerah yang substansinya tidak sesuai menjadi Mata Pelajaran tersendiri; • Merupakan kegiatan kurikuler yang terstruktur dan sistemik • Setiap sekolah dapat melaksanakan mulok lebih dari satu jenis dalam setiap semester • Siswa boleh mengikuti lebih dari satu jenis mulok pada setiap semester, sesuai dengan kemampuan sekolah. • Sekolah harus menyusun SK, KD dan Silabus untuk setiap jenis Mulok yang diselenggarakan oleh sekolah 29
  • 30. KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI • Berisi tentang penjelasan program Pengembangan Diri yang diselenggarakan oleh sekolah yang mencakup: Jenis Kegiatan, Mekanisme dan Strategi Pelaksanaannya. Dalam menyusun programnya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: • Bukan mata pelajaran dan tidak perlu dibuatkan silabus • Penilaian dilakukan secara kualitatif (deskripsi) bukan kuantitatif • Berfungsi sebagai wahana bagi siswa untuk mengekspresikan diri sesuai bakat, minat, dan kebutuhan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler • Dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pelayanan konseling (kehidupan pribadi/social, kesulitan belajar,karir), atau kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan kreativitas/kepribadian siswa seperti: kepramukaan, Kepemimpinan, KIR dll. • Perlu dibuat program kerja yang sistematis dan komprehensif sebagai bagian dari program kerja sekolah dan atau program kerja OSIS. • Dipasilitasi/dibimbing oleh konselor/guru BK, Guru MP atau tenaga kependidikan yang kompeten. 30
  • 31. KETUNTASAN BELAJAR Berisi tentang kriteria dan mekanisme penetapan Ketuntasan Minimal Per Mata Pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah dengan mempertimbangkan hal-hal sbb: • Ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator adalah 0 – 100%, dengan batas criteria ideal minimum 75% • Sekolah harus menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) per MP dengan mempertimbangkan: kemampuan rata-rata siswa, kompleksitas, dan sumber daya pendukung • Sekolah dapat menetapkan KKM dibawah batas criteria ideal, tetapi secara bertahap harus dapat mencapai criteria ketuntasan ideal. 31
  • 32. PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP • Berisi tentang program kecakapan hidup yang diselenggarakan oleh sekolah, yang mencakup: Jenis Program, mekanisme dan strategi pelaksanaannya. Dalam menyusun program memperhatikan hal-hal sbb: • Mencakup kecakapan pribadi, sosial, akademik dan vokasional • Menjadi bagian integral dari semua MP yang dapat disajikan secara terintegrasi dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus dan terintegrasi. • Dapat diperoleh dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal/non formal lain, apabila sekolah yang bersangkutan tidak memiliki sumber daya pendukung yang memadai. 32
  • 33. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global • Berisi penjelasan tentang program keunggulan lokal dan global (misalnya: Program SBI) yang mencakup: Jenis, Mekanisme dan Strategi pelaksanaan di sekolah, disusun dengan mempertimbangkan hal-hal sbb: • Substansinya mencakup aspek: Ekonomi, Budaya, Bahasa, TIK, ekologi, dan lain-lain yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik • Dapat merupakan bagian dari semua MP • Dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau satuan pendidikan nonformal 33
  • 34. Pemetaan SK/KD Merupakan gambaran hasil pengkajian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar setiap MP berdasarkan: • urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI; • keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran; • keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran. • Model pemetaan SK dan KD dapat berupa matriks atau diagram alur atau bentuk peta pikiran (concept maping) 34
  • 35. Tata Nilai Depdiknas Nilai-nilai masukan (input values), dalam rangka mencapai keunggulan, meliputi: 1. Amanah Memiliki integritas, bersikap jujur dan mampu mengemban kepercayaan 2. Profesional Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang memadai serta memahami bagaimana mengimplementasikannya 3. Antusias dan Bermotivasi Tinggi Menunjukkan rasa ingin tahu, semangat berdedikasi serta berorientasi pada hasil 4. Bertanggung Jawab Memahami resiko pekerjaan dan berkomitmen untuk mempertanggung- jawabkan hasil kerjanya 5. Kreatif Memiliki pola pikir, cara pandang, dan pendekatan yang variatif terhadap setiap permasalahan 6. Disiplin Taat kepada tata tertib dan aturan yang ada serta mampu mengajak orang lain untuk bersikap yang sama 7. Peduli Menyadari dan mau memahami serta memperhatikan kebutuhan dan 35 kepentingan pihak lain.
  • 36. Nilai-nilai proses (process values) Depdiknas, Visioner dan Berwawasan • Bekerja berlandaskan pengetahuan dan informasi yang luas serta wawasan yang jauh ke depan • Menjadi Teladan Berinisiatif untuk memulai dari diri sendiri untuk melakukan hal-hal baik sehingga menjadi contoh bagi pihak lain • Memotivasi (Motivating) Memberikan dorongan dan semangat bagi pihak lain untuk berusaha mencapai tujuan bersama • Mengilhami (Inspiring) Memberikan inspirasi dan memberikan dorongan agar pihak lain tergerak untuk menghasilkan karya terbaiknya 36
  • 37. • Memberdayakan (Empowering) Memberikan kesempatan dan mengoptimalkan daya usaha pihak lain sesuai kemampuannya • Membudayakan (Culture-forming) Menjadi motor dan penggerak dalam pengembangan masyarakat menuju kondisi yang lebih berbudaya • Taat Azas Mematuhi tata tertib, prosedur kerja, dan peraturan perundangan • Koordinatif dan Bersinergi dalam Kerangka Kerja Tim Bekerja bersama berdasarkan komitmen, kepercayaan, keterbukaan, saling menghargai, dan partisipasi aktif bagi kepentingan Depdiknas • Akuntabel Bekerja secara terukur dengan prinsip yang standar serta memberikan hasil kerja yang dapat dipertanggungjawabkan. 37
  • 38. Nilai-nilai keluaran (output values), • Produktif (Efektif dan Efisien) Memberikan hasil kerja yang baik dalam jumlah yang optimal melalui pelaksanaan kerja yang efektif dan efisien • Gandrung Mutu Tinggi/Service Excellence Menghasilkan dan memberikan hanya yang terbaik • Dapat Dipercaya (Andal) Mampu mengemban kepercayaan dan memberikan bukti berupa hasil kerja dalam usaha pencapaian visi dan misi Depdiknas • Responsif dan Aspiratif Peka dan mampu dengan segera menindaklanjuti tuntutan yang selalu berubah • Antisipatif dan Inovatif Mampu memprediksi dan tanggap terhadap perubahan yang akan terjadi, serta menghasilkan gagasan dan pengembangan baru • Demokratis, Berkeadilan, dan Inklusif Terbuka atas kritik dan masukan serta mampu bersikap adil dan merata • Pembelajar Sepanjang Hayat Berkeinginan dan berusaha untuk selalu menambah dan memperluas wawasan, pengetahuan dan pengalaman. 38
  • 39. VISI PENDIDIKAN NASIONAL • Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. • Sejalan dengan Visi Pendidikan Nasional tersebut, Depdiknas berhasrat untuk pada tahun 2025 menghasilkan: INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF(Insan Kamil / Insan Paripurna) 39
  • 40. Makna Insan Indonesia Cerdas Komprehensif Cerdas spiritual Beraktualisasi diri melalui olah hati/kalbu untuk menumbuhkan dan memperkuat keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur dan kepribadian unggul. Cerdas emosional & sosial Beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk meningkatkan sensitivitas dan apresiasivitas akan kehalusan dan keindahan seni dan budaya, serta kompetensi untuk mengekspresikannya. Beraktualisasi diri melalui interaksi sosial yang:membina dan memupuk hubungan timbal balik;demokratis;empatik dan simpatik; menjunjung tinggi hak asasi manusia;ceria dan percaya diri; menghargai kebhinekaan dalam bermasyarakat dan bernegara; serta berwawasan kebangsaan dengan kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara. Cerdas intelektual Beraktualisasi diri melalui olah pikir untuk memperoleh kompetensi dan kemandirian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi; Aktualisasi insan intelektual yang kritis, kreatif dan imajinatif; Cerdas kinestetis Beraktualisasi diri melalui olah raga untuk mewujudkan insan yang sehat, bugar, berdaya-tahan, sigap, terampil, dan trengginas;Aktualisasi insan adiraga. 40
  • 41. MAKNA INSAN INDONESIA Kompetitif : KOMPETITIF • Berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan • Bersemangat juang tinggi • Mandiri • Pantang menyerah • Pembangun dan pembina jejaring • Bersahabat dengan perubahan • Inovatif dan menjadi agen perubahan • Produktif • Sadar mutu • Berorientasi global • Pembelajar sepanjang hayat 41
  • 42. MISI PENDIDIKAN DEPDIKNAS • Depdiknas untuk tahun 2005 – 2009 menetapkan Misi sebagai berikut: MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG MAMPU MEMBANGUN INSAN INDONESIA CERDAS KOMPREHENSIF DAN KOMPETITIF DENGAN MELAKSANAKAN MISI PENDIDIKAN NASIONAL. 42
  • 43. A framework for understanding education quality 43

PRESTASI

AL.AZHAR JUARA NASIONAL LOMBA MTQ